Muhammad Yusuf Sarlout merupakan salah seorang muallaf yang hinggap di Surabaya. Pada awalnya, ia tinggal di kota kupang Nusa Tenggara Timur. Ia rela menyeberangi lautan hingga tiba di kota Jakarta untuk mengadu nasib. Pria yang awalnya beragama Kristen Protestan ini tinggal di Masjid Baabut Taubah, kemudian pada tanggal 4 Juni 2011 dengan kemauan dan tanpa paksaan ia menyatakan memeluk agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Awalnya nama Muhammad Yusuf adalah Constantinus Gusry Sarlout. Namun, setelah ia memeluk agama Islam, namanya berganti Muhammad Yusuf Sarlout. Sebenarnya, Yusuf nama sapaanya kini, merindukan tanah kelahirannya yang sudah lama ia tinggal. Akan tetapi dengan tidak ada biaya untuk pulang, maka Senin (15/8/2011) ia memutuskan untuk pergi ke kantor PKPU Surabaya jl. Ngagel Madya no 83, dengan harapan ia dapat dibantu untuk biayah pulang ke daerah asalnya.
Mendengar cerita dari Yusuf yang berkeinginan kembali ke kampung halamannya namun kendala dengan biayah PKPU pun menyanggupi hal tersebut, mengingat lelaki kelahiran tahun 1980 ini seorang musafir dan muallaf yang tidak memiliki apa-apa. Akhirnya, melalui divisi layanan langsung PKPU memberikan bantuan langsung secara tunai dengan memberikan uang sebesar Rp. 300.000,00 untuk biaya pulangnya ke Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan kapal. “Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan PKPU, sehingga saya bisa kembali pulang,” ujarnya dengan legah. (npd/rs/PKPU/Surabaya)
Awalnya nama Muhammad Yusuf adalah Constantinus Gusry Sarlout. Namun, setelah ia memeluk agama Islam, namanya berganti Muhammad Yusuf Sarlout. Sebenarnya, Yusuf nama sapaanya kini, merindukan tanah kelahirannya yang sudah lama ia tinggal. Akan tetapi dengan tidak ada biaya untuk pulang, maka Senin (15/8/2011) ia memutuskan untuk pergi ke kantor PKPU Surabaya jl. Ngagel Madya no 83, dengan harapan ia dapat dibantu untuk biayah pulang ke daerah asalnya.
Mendengar cerita dari Yusuf yang berkeinginan kembali ke kampung halamannya namun kendala dengan biayah PKPU pun menyanggupi hal tersebut, mengingat lelaki kelahiran tahun 1980 ini seorang musafir dan muallaf yang tidak memiliki apa-apa. Akhirnya, melalui divisi layanan langsung PKPU memberikan bantuan langsung secara tunai dengan memberikan uang sebesar Rp. 300.000,00 untuk biaya pulangnya ke Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan kapal. “Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan PKPU, sehingga saya bisa kembali pulang,” ujarnya dengan legah. (npd/rs/PKPU/Surabaya)
0 comments:
Post a Comment